Isyarat Ilmiah dan Medis terpenting terkait Ashabul Kahfi
Salah satu bukti ilmiah tentang mukjizat alquran dan hadis - kebenaran Alquran terdapat dalam kisah Ashabul Kahfi.
Kisah ini bertujuan untuk :
Menjelaskan akidah tauhid, QS. Al-Kahfi 18:14,
“dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi;
kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".
Bukti teologi bangkit dari kubur dan kebangkitan di akhirat juga iman kepada Hari Kiamat seperti dalam QS Al-Kahfi 18:21,
“Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya”
Banyak isyarat yang terdapat pada konteks kisah penting ini, seperti isyarat ekonomi, sosial, ilmiah dan lainnya. Saat ini, fakta ilmu pengetahuan dan hukum alam yang berhasil diungkap, menjelaskan pada kita bahwa banyak sekali isyarat Alquran berkaitan dengan alam yang faktual. Sekaligus memberi petunjuk bahwa firman Allah mencakup pengetahuan segala sesuatu (Lihat. QS. Al-Furqon 25:6).
ISYARAT MEDIS & ILMIAH TERPENTING DARI KISAH ASHABUL KAHFI
(QS. AL-KAHFI:Surat ke 18)
ISYARAT ILMIAH UMUM
Gaya bahasa ilmiah tingkat tinggi dalam merangkum kandungan kisah terlebih dahulu (Ayat 9-12) kemudian baru menjelaskan rinciannya (Ayat 13-26)
Memperlihatkan ayat & kehebatan Allah pada mahluknya, ayat 9 :
“Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?”
Maksud Allah berfirman demikian (Menurut Ibnu Katsir) adalah kehebatan kisah ini yang luar biasapun belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kehebatan dalam penciptaan langit & bumi ini.
ISYARAT MEDIS
Ashabul Kahfi bisa dengan tenang dan tetap sehat tidur selama kurun waktu yang lama tanpa mengalami sakit & terluka. Semua itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
Penonaktifan fungsi telinga
“Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua” QS. 18:11.
Suara dari luar dapat membangunkan orang yang sedang tidur. Oleh karena itu, untuk sementara waktu fungsi telinga dinonaktifkan. Ini juga terkait dengan indra pendengar di telinga yang merupakan satu-satunya indra yang bekerja terus menerus dalam semua kondisi. Ia juga menghubungkan seseorang dengan sesuatu yang berasal dari luar.
Penonaktifan sistem dan jaringan aktif yang ada di rangka kerangka otak.
Jaringan ini terhubung dengan saraf tengkorak kepala kedelapan, yang merupakan bagian keseimbangan. Saraf ini mempunyai dua bagian, bagian pertama bertanggungjawab atas fungsi pendengaran. Bagian kedua bertanggungjawab atas fungsi keseimbangan dalam tubuh baik di dalam maupun di luar. Oleh karena itu Allah berfirman : “Kami tutup telinga mereka” (QS 18:11). Allah tidak berfirman “kami tutup indra pendengar mereka”.
Dalam kondisi penonaktifan, seperti dalam kasus pembiusan, seseorang bisa masuk ke dalam tidur yang dalam. Semua sistem operasioanl yang utama & sistem panas tubuhnyapun menurun seperti dalam kondisi tidur dan terputus dengan dunia luar.
Allah SWT berfirman : “Kami jadikan tidurmu untuk istirahat” QS. Al-Naba 78:9.
Kondisi ini menyebabkan dua hal, pertama, menjaga sistem tubuh mereka dari kehilangan fungsinya agar tetap hidup dan bekerja secara minimal. Ini seperti terjadi pada sel dan kulit luar yang terjaga pada kadar panas yang rendah. Sel & kulit itu berhenti berkembang meskipun masih hidup. Kedua, penonaktifan katalisator bagian dalam yang bisa membangunkan orang yang sedang tidur normal dengan perantara sistem yang telah disebutkan diatas, seperti perasaan sakit, lapar, haus atau mimpi yang mengejutkan.
Menjaga tubuh Ashabul Kahfi mereka dalam keadaan sehat secara medis dan melindunginya baik dari dalam maupun dari luar dengan cara berikut:
Pertama, membolak balik badan terus menerus selama tidur. QS 18:18: “Kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur, Kami bolak balikan mereka ke kanan & ke kiri”. Ini supaya tanah tidak memakan tubuh saat tikar membusuk di kulit mereka. Juga saat paru-paru & pembuluh darah menggumpal. Seperti yang disarankan oleh kedokteran modern dalam memberikan terapi pasien tidak sadar atau lumpuh.
Kedua, tubuh ashabul Kahfi & halaman gua menghadap sinar matahari dengan kadar yang seimbang & memadai di awal dan akhir siang hari untuk melindungi tubuh mereka dari kadar basah dan keracunan di dalam gua yang gelap, seperti dijelaskan dalam QS. 18:17, “Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu”. Subahanallah..
Ketiga, ada celah di atas atap gua yang menghubungkan halaman gua dengan dunia luar & memungkinkan gua mendapat cukup ventilasi dan cahaya, dijelaskan dalam QS. 18:18, “Mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu”.
Keempat, perlindungan eksternal berupa rasa takut terhadap mereka. Allah menjadikan mereka dalam kondisi yang sangat asing, orang yang mendapati mereka seperti orang yang belum tidur tetapi tidak bangun. Keberadaan anjing yang berada di halaman pintu gua juga berperan dalam menjaga mereka.
Seperti firman Allah “sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka”.
Kelima, Allah melindungi mata dan memberikan ketakutan pada mereka, firman Allah “kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur” terdapat isyarat ilmiah yang mendalam:
Jika mata terus menerus terbuka akan merasa sakit & memancing bakteri untuk masuk. Bila ini terjadi, kornea akan luka & mengalami masalah penglihatan.
Jika mata selalu tertutup akan mengalami pengerutan saraf mata karena tidak mengarah pada cahaya.
Dalam kondisi normal (bangun), membuka dan menutup berdasarkan siklus & bukan atas kehendak sendiri. Aktifitas ini dibantu oleh kelenjar air mata yang bisa mengeluarkan air mata bening yang mencuci mata & sekaligus menjaganya dari pengaruh luar yang berbahaya.
Kesimpulannya, Subhanallah..Allah SWT telah menyiapkan beberapa sarana dan faktor perlindungan alami untuk Ashabul Kahfi.
ISYARAT ASTRONOMIS
Isyarat ini terkait Tahun Syamsiyah dan Tahun Qomariyah. Lama waktu tidur Ashabul Kahfi di gua adalah 300 tahun masehi, ini setara dengan 309 tahun Hijriah. Karena selisih antara Syamsiyah dengan Qomariyah adalah 11 hari, jika dikalikan dengan 300 tahun maka hasilnya adalah 9 tahun. Total jumlahnya adalah 309 Tahun Hijriah. Hal ini bisa diketahui dari Firman Allah QS. 18:25, “Mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”. Ayat ini seolah memberi petunjuk akan adanya dua model penanggalan, Masehi & Hijriah. Ini seperti disebutkan oleh para ahli tafsir baik yang klasik maupun modern.
0 komentar:
Posting Komentar