SOLO – Mengenal profil Gunung Slamet dari kacamata sains saja sepertinya tak cukup. Gunung Slamet sejak dulu selalu jadi primadona mistis. Sejarahnya adalah kisah mitologis yang akrab dengan berbagai ritual. Penuturan yang berkembang menjadi cukup mengerikan didengar perihal dampak meletusnya Gunung Slamet.
Sulit menemukan rujukan teks lengkap terkait kisah Gunung Slamet. Nama Gunung ini muncul sekilas di Babad Banyumas. Gunung Slamet juga muncul di buku Niskala. Pembahasan yang sedikit panjang mungkin terdapat di Induk Naskah-naskah Nusantara.
Gunung Slamet lekat dengan cerita mistis. Barangkali berada satu level dengan pembasan soal Gunung Merapi. Gunung Slamet berbeda dengan sejumlah gunung lain di tanah jawa. Pendaki tidak hanya datang untuk tujuan rekreasi, lebih dari itu berbagai ritual khusus rutin dipraktekkan.
Gunung ini dulunya bernama Gunung Agung. Naskah Pujangga Manik menuturkan, nama Slamet berasal dari kata “Salamatan” dalam Bahasa Arab, yang bermakna “keselamatan” dan baru disematkan pada abad XVI. Saat itu pengaruh agama Islam mulai merasuk di Jawa Tengah bagian selatan.
Masyarakat sekitar meyakini keberadaan gunung ini memberikan rasa aman dan tenang. Seperti kepercayaan lain yang menyebut bahwa jika Gunung Slamet meletus maka pulau Jawa akan terbelah jadi dua.
Benarkah? Sejauh ini memang tak ada penelitian yang mengarah pada kesimpulan ini. Tapi, mitos tetaplah mitos. Jika sains membuktikan sebaliknya, toh ini tetap jadi cerita yang terus berkembang.
Nama “Slamet” dilatarbelakangi terjadinya peristiwa kehancuran besar gunug berapi tersebut. Letusan ini dikatakan berdampak pada peradaban manusia disekelilingnya pada saat itu. Sampai-sampai salah satu kerajaan yang letaknya di lereng gunung, bernama Pasir Luhur lenyap.
Letusan besar itu pula mungkin yang melahirkan mitos bahwa letusan Gunung Slamet selanjutnya bakal membelah pulau Jawa. Meskipun ada pula yang memaknainya secara simbolis.
Mitos juga menyebut Gunung Slamet berada di atas garis batas tak kasat mata yang membelah pulau Jawa menjadi dua bagian utama, yakni yang bercorak budaya Sunda di sisi barat dan yang bercorak budaya Jawa di sisi timur.
Gunung Slamet Terkini
Saat ini, Gunung Slamet kembali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Status gunung kini ditingkatkan dari Waspada menjadi Siaga sejak Rabu (30/4/2014). Berbagai pembahasan mulai berkembang sampai kepada kemungkinan terburuk jika Gunung Slamet benar-benar meletus.
Persiapan evakuasi selalu jadi menu wajib setiap kali ada pergerakan status gunung berapi. Pada kasus Gunung Slamet, Tim SAR dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah menyiapkan langkah antisipasi.
Dilansir kantor berita Antara, Rabu (30/4/2014), Tim SAR gabungan dari Brebes dan Bumijawa menyiapkan jalur evakuasi bagi warga Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, yang bermukim di lereng Gunung Slamet. Jalur itu disiapkan bila sewaktu-waktu gunung tersebut meletus dahsyat.
Selain jalur evakuasi, kata dia, pihaknya juga menyiapkan titik evakuasi di Batursari, Kaliwadas, dan Igirklanceng, Kecamatan Sirampog, Brebes.
Di Kabupaten Tegal titik evakuasi akan dibuka di Batumirah, Kecamatan Bumijawa, Tegal. Titik evakuasi di Kecamatan Paguyangan, Brebes, akan dibuka di Pandansari dan Taman.
Gunung Slamet berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Setelah ditetapkan dalam status siaga, demikian Solopos.