Kaum muslimin rahimakumullah,
Allah Swt berfirman:
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ
وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti (PEMIMPIN) itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya (PENGIKUT), dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti (PENGIKUT) : "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka (PEMIMPIN), sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (Qs. Al Baqarah 166-167)
Kaum muslimion rahimakumullah,
Dalam ayat di atas Allah Swt memberikan peringatan (warning) kepada kita umat Islam yang mau membaca dan memedomani Al Quran agar senantiasa waspada terhadap pemimpin-pemimpin penipu yang mirip syaithan. Yang tak bertanggung jawab setelah menyesatkan. Lagaknya saja akan membawa kesejahteraan dan kebaikan buat rakyatnya. Bahkan dengan berbagai program kampanye dan penampilan yang seolah-olah perhatian penuh kepada masyarakat. Dengan membawa sembako dan uang yang dibagi-bagi kepada masyarakat untuk menunjukkan bahwa mereka peduli, bahwa mereka orang baik, belum jadi saja sudah bagi-bagi apalagi kalau sudah jadi?
Tapi apa lacur, pengalaman menunjukkan bahwa mereka adalah para penipu. Mereka adalah para “pemimpin” penipu yang melakukan transaksi pengambil-alihan kekuasaan masyarakat dengan uang receh, lalu setelah jadi mereka ternyata bukan bekerja untuk mensejahterakan rakyat, apalagi menjaga keselamatan mereka dunia akhirat. Mereka justru bekerja untuk kepentingan kaum kafir, baik asing maupun aseng, yang telah memberikan modal kepada mereka.
Saking pinternya mereka menipu, mereka datang dengan peci dan baju takwa, mendatangi masjid, majelis taklim, madrasah, dan pondok pesantren, dengan membawa bantuan, padahal mereka adalah kaum munafiq yang sebenarnya tidak peduli dengan kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Mereka adalah bagian dari partai-partai yang mengijinkan perusakan umat dengan berbagai kemaksiatan minuman keras, pelacuran, pornografi dan pornoaksi. Bahkan mereka membiarkan itu semua dan mulut mereka lancang kepada gerakan umat Islam yang ingin menjaga agama dan akhlak umatnya.
Merekalah yang mendukung akan digelarnya konser Lady Gaga, Miss World, prostitusi, dan lain-lain. Mereka tidak mau melindungi agama Islam dan umat Islam dari rongrongan pemalsu agama seperti Ahmadiyah, bahkan justru mereka ramai-ramai ingin membubarkan Front Pembela Islam. Mereka adalah bagian dari kaum kafir dan munafiq yang anti kepada Islam dan anti kepada amar makruf nahi munkar (lihat QS. At Taubah 67).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Hakikatnya mereka adalah serigala-serigala penipu yang memangsa rakyatnya sendiri. Mereka membebani rakyatnya dengan berbagai pajak dan pungutan yang sangat memberatkan rakyat. Alih-alih mereka membuat APBN yang memelihara bagaimana pemenuhan kebutuhan rakyat dalam bidang sandang, pangan, dan papan serta pendidikan, kesehatan, dan keamanan, justru mereka menjadikan rakyat sebagai obyek pemerasan, obyek eksploitasi bagi kepentingan kaum kafir kapitalis internasional. Mereka tidak menjadikan harta kekayaan alam karunia Allah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, tapi justru membuka jalan bagi kaum asing dan aseng merajalela menguasai kekayaan rakyat. Rakyat bagai tikus mati di lumbung padi.
Mereka terlibat dalam kasus-kasus penjualan aset negara, BLBI, Century, dan berbagai kasus korupsi dan penggarongan kekayaan alam seperti emas, minyak, gas, geothermal, dan lain-lain karunia Allah Swt untuk kita rakyat negeri ini.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Nabi Saw menyatakan pemimpin itu laksana gembala (ra’in). Tugas dan tanggung jawab penggembala adalah menjaga kehidupan dan keselamatan domba-domba gembalaannya. Mereka menggiring domba-domba ke padang rumput agar dapat makanan, ke kolam air agar dapat minum, dan menjaga agar jangan ada domba yang lepas agar jangan dimakan serigala. Bukan malah membiarkan dombanya menderita dan mati kelaparan, kehausan, atau dimakan serigala.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Mereka adalah para pemimpin yang berkhianat kepada amanat Allah Swt. Alih-alih mereka membimbing masyarakat agar taat kepada Allah Swt, agar mendapatkan rizqi dan keberkahan dari Allah Swt. Justru mereka, karena disetir bandar-bandar miras, justru menggiring rakyat kepada minuman keras yang dilaknat Allah Swt dan menjerumuskan rakyatnya kepada azab neraka jahannam. Mereka adalah pemimpin yang tidak tahu diri bahwa mereka adalah hamba Allah.
Mereka berani menghalalkan minuman keras, padahal Allah mengharamkannya. Mereka mengharamkan jilbab bagi polwan muslimah, padahal Allah menghalalkan dan mewajibkannya bagi muslimah manapun. Mereka menyatakan zina hak asasi manusia, padahal Allah Swt mengharamkannya. Mereka mempersilakan orang kafir berkuasa atas kaum muslimin, padahal Allah Swt mengharamkannya. Mereka melarang agama campur tangan dalam urusan negara, padahal Islam itu adalah syariat hidup yang kaffah, termasuk urusan negara, bahkan Rasulullah saw. adalah kepala negara, yang kekuasaan beliau meliputi seluruh Jazirah Arab yang sekarang meliputi berbagai negara seperti Saudi, Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Yaman.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Mereka menolak pelaksanaan syariat oleh negara dengan dalih negara kita bukan negara Islam, mereka menolak Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw. yang memberikan petunjuk bagaimana caranya bernegara. Mereka yang hanya mengijinkan Islam sebagian itu, sikapnya seperti kaum Yahudi yang menerima sebagian al kitab dan menolak sebagain isi al kitab lainnya. (lihat QS. Al Baqarah 85).
Pemimpin-pemimpin penipu itu telah mengarahkan rakyat kepada kenistaan dalam kehidupan di dunia dan mendapatkan siksa yang berat di akhirat. Dan di akhirat mereka tidak bertanggung jawab atas kebijakan jahatnya di dunia. Ketika mereka membawa para pengikutnya ke dalam neraka, mereka balik badan. Mereka menolak bertanggung jawab terhadap nasib buruk para pengikutnya di dalam neraka.
Dan para pengikut yang telah memilih pemimpin tidak didasarkan kepada petunjuk syariah itu menyesal sekali telah memilih mereka sebagai pemimpin untuk diikuti petunjuk dan perintahnya karena ternyata mereka diajak masuk ke dalam neraka. Sampai-sampai mereka mengatakan kalau seandainya boleh kembali ke dunia, pasti tidak akan memilih mereka. Namun penyesalan di dalam neraka tidak ada gunanya. Hari ini kita masih di dunia. Jangan sampai kita menyesal setelah masuk neraka dengan para pemimpin yang kita salah memilihnya. Mari bertobat kembali ke jalan Allah Swt.
Baarakallahi lii walakum...
Allah Swt berfirman:
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ
وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti (PEMIMPIN) itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya (PENGIKUT), dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti (PENGIKUT) : "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka (PEMIMPIN), sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (Qs. Al Baqarah 166-167)
Kaum muslimion rahimakumullah,
Dalam ayat di atas Allah Swt memberikan peringatan (warning) kepada kita umat Islam yang mau membaca dan memedomani Al Quran agar senantiasa waspada terhadap pemimpin-pemimpin penipu yang mirip syaithan. Yang tak bertanggung jawab setelah menyesatkan. Lagaknya saja akan membawa kesejahteraan dan kebaikan buat rakyatnya. Bahkan dengan berbagai program kampanye dan penampilan yang seolah-olah perhatian penuh kepada masyarakat. Dengan membawa sembako dan uang yang dibagi-bagi kepada masyarakat untuk menunjukkan bahwa mereka peduli, bahwa mereka orang baik, belum jadi saja sudah bagi-bagi apalagi kalau sudah jadi?
Tapi apa lacur, pengalaman menunjukkan bahwa mereka adalah para penipu. Mereka adalah para “pemimpin” penipu yang melakukan transaksi pengambil-alihan kekuasaan masyarakat dengan uang receh, lalu setelah jadi mereka ternyata bukan bekerja untuk mensejahterakan rakyat, apalagi menjaga keselamatan mereka dunia akhirat. Mereka justru bekerja untuk kepentingan kaum kafir, baik asing maupun aseng, yang telah memberikan modal kepada mereka.
Saking pinternya mereka menipu, mereka datang dengan peci dan baju takwa, mendatangi masjid, majelis taklim, madrasah, dan pondok pesantren, dengan membawa bantuan, padahal mereka adalah kaum munafiq yang sebenarnya tidak peduli dengan kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Mereka adalah bagian dari partai-partai yang mengijinkan perusakan umat dengan berbagai kemaksiatan minuman keras, pelacuran, pornografi dan pornoaksi. Bahkan mereka membiarkan itu semua dan mulut mereka lancang kepada gerakan umat Islam yang ingin menjaga agama dan akhlak umatnya.
Merekalah yang mendukung akan digelarnya konser Lady Gaga, Miss World, prostitusi, dan lain-lain. Mereka tidak mau melindungi agama Islam dan umat Islam dari rongrongan pemalsu agama seperti Ahmadiyah, bahkan justru mereka ramai-ramai ingin membubarkan Front Pembela Islam. Mereka adalah bagian dari kaum kafir dan munafiq yang anti kepada Islam dan anti kepada amar makruf nahi munkar (lihat QS. At Taubah 67).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Hakikatnya mereka adalah serigala-serigala penipu yang memangsa rakyatnya sendiri. Mereka membebani rakyatnya dengan berbagai pajak dan pungutan yang sangat memberatkan rakyat. Alih-alih mereka membuat APBN yang memelihara bagaimana pemenuhan kebutuhan rakyat dalam bidang sandang, pangan, dan papan serta pendidikan, kesehatan, dan keamanan, justru mereka menjadikan rakyat sebagai obyek pemerasan, obyek eksploitasi bagi kepentingan kaum kafir kapitalis internasional. Mereka tidak menjadikan harta kekayaan alam karunia Allah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, tapi justru membuka jalan bagi kaum asing dan aseng merajalela menguasai kekayaan rakyat. Rakyat bagai tikus mati di lumbung padi.
Mereka terlibat dalam kasus-kasus penjualan aset negara, BLBI, Century, dan berbagai kasus korupsi dan penggarongan kekayaan alam seperti emas, minyak, gas, geothermal, dan lain-lain karunia Allah Swt untuk kita rakyat negeri ini.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Nabi Saw menyatakan pemimpin itu laksana gembala (ra’in). Tugas dan tanggung jawab penggembala adalah menjaga kehidupan dan keselamatan domba-domba gembalaannya. Mereka menggiring domba-domba ke padang rumput agar dapat makanan, ke kolam air agar dapat minum, dan menjaga agar jangan ada domba yang lepas agar jangan dimakan serigala. Bukan malah membiarkan dombanya menderita dan mati kelaparan, kehausan, atau dimakan serigala.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Mereka adalah para pemimpin yang berkhianat kepada amanat Allah Swt. Alih-alih mereka membimbing masyarakat agar taat kepada Allah Swt, agar mendapatkan rizqi dan keberkahan dari Allah Swt. Justru mereka, karena disetir bandar-bandar miras, justru menggiring rakyat kepada minuman keras yang dilaknat Allah Swt dan menjerumuskan rakyatnya kepada azab neraka jahannam. Mereka adalah pemimpin yang tidak tahu diri bahwa mereka adalah hamba Allah.
Mereka berani menghalalkan minuman keras, padahal Allah mengharamkannya. Mereka mengharamkan jilbab bagi polwan muslimah, padahal Allah menghalalkan dan mewajibkannya bagi muslimah manapun. Mereka menyatakan zina hak asasi manusia, padahal Allah Swt mengharamkannya. Mereka mempersilakan orang kafir berkuasa atas kaum muslimin, padahal Allah Swt mengharamkannya. Mereka melarang agama campur tangan dalam urusan negara, padahal Islam itu adalah syariat hidup yang kaffah, termasuk urusan negara, bahkan Rasulullah saw. adalah kepala negara, yang kekuasaan beliau meliputi seluruh Jazirah Arab yang sekarang meliputi berbagai negara seperti Saudi, Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Yaman.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Mereka menolak pelaksanaan syariat oleh negara dengan dalih negara kita bukan negara Islam, mereka menolak Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw. yang memberikan petunjuk bagaimana caranya bernegara. Mereka yang hanya mengijinkan Islam sebagian itu, sikapnya seperti kaum Yahudi yang menerima sebagian al kitab dan menolak sebagain isi al kitab lainnya. (lihat QS. Al Baqarah 85).
Pemimpin-pemimpin penipu itu telah mengarahkan rakyat kepada kenistaan dalam kehidupan di dunia dan mendapatkan siksa yang berat di akhirat. Dan di akhirat mereka tidak bertanggung jawab atas kebijakan jahatnya di dunia. Ketika mereka membawa para pengikutnya ke dalam neraka, mereka balik badan. Mereka menolak bertanggung jawab terhadap nasib buruk para pengikutnya di dalam neraka.
Dan para pengikut yang telah memilih pemimpin tidak didasarkan kepada petunjuk syariah itu menyesal sekali telah memilih mereka sebagai pemimpin untuk diikuti petunjuk dan perintahnya karena ternyata mereka diajak masuk ke dalam neraka. Sampai-sampai mereka mengatakan kalau seandainya boleh kembali ke dunia, pasti tidak akan memilih mereka. Namun penyesalan di dalam neraka tidak ada gunanya. Hari ini kita masih di dunia. Jangan sampai kita menyesal setelah masuk neraka dengan para pemimpin yang kita salah memilihnya. Mari bertobat kembali ke jalan Allah Swt.
Baarakallahi lii walakum...
0 komentar:
Posting Komentar