“Kebangkitan
Islam adalah tidak sekedar bermodalkan semangat, ungkapan verbal dan
slogan, melainkan kebangkitan yang benar-benar didasarkan komitmen
terhadap Islam dan adab-adabnya, bahkan sunah-sunahnya.Umat Islam perlu
bersyukur, bahwa syiar Islam saat ini sudah terasa merasuk kedalam semua
lini kehidupan masyarakat dunia.”(Yusuf Qardhawi)
Umat Islam sekitar 35 tahun yang lalu, ketika menyongsong abad 15 Hijriyah, sangat optimis dan penuh semangat bahwa abad 15 Hijriyah ini adalah era kebangkitan Islam di dunia. Tahun 1979 terjadilah Revolusi Islam di Iran menumbangkan rezim Syah Iran, Reza Fahlevi, dukungan Amerika. Bergulir pada satu dekade berikutnya, Uni Soviet hengkang dari Afganistan membawa kekalahan. Ini suatu pertanda, negara-negara adidaya akan menemui ajalnya.
Termasuk di Indonesia era 1990 an, dengan munculnya, bank Muamalat, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), TNI hijau, Presiden Soeharto mulai berlaku adil terhadap umat Islam, dan sebagainya, ditafsirkan bahwa Islam akan bangkit dari tidurnya. Bahkan era reformasi, dengan naiknya BJ.Habibie sebagai Presiden RI ke-3 akan membawa kemenangan kepada umat Islam. Ternyata, sampai hari ini ujian tersebut masih panjang.Malahan nasib umat Islam masih di landas pacuan dan partai Islam pun malahan semakin terperosok. Faktanya, eksistensi umat Islam semakin tertinggal.
Derita Umat Islam di Belahan Dunia
Terasa semakin berat perjuangan umat Islam. Di berbagai belahan dunia Islam, perjuangan dan pergerakan umat Islam era modern ini selalu dikebiri dan dikalahkan. Hampir dalam segala sektor kehidupan, eksistensi umat Islam dan negara-negara Muslim sangat lemah, tertinggal, dan bahkan sebagian mayoritas Muslim terkalahkan oleh minoritas yang berkuasa. Apalagi kaum Muslim yang minoritas di sebuah negara, selalu dihajar dan dibantai tanpa pembelaan yang berarti dari kalangan umat Islam dan negara-negara Muslim lainnya.
Sementara itu, kalangan dunia internasional dan badan Persyerikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menutup mata.Mungkin karena yang tertindas dan dibunuhi tersebut dari kalangan Muslim.Akan berbeda halnya, jika kalangan Nasrani yang merasa dirugikan, maka dunia internasional akanribut dan campur tangan. Atau juga melihat potensi ekonomi apa yang ada pada daerah konflik tersebut. Jika menguntungkan pihak asing dan internasional, maka dengan berbagai dalih demi penegakkan Hak-hak Azazi Manusia (HAM), demokrasi dan keadilan, maka biasanya negara Barat, Eropa dan kekuatan Super Power akan ambil bagian.
Sekitar dua tahun yang lalu, umat Islam punya harapan terhadap naiknya Presiden Morsi memimpin Mesir setelah tumbangnya rezim militer Hosni Mubarak.Walaupun Presiden Morsi terpilih secara demokratis, namun karena campur tangan asing dan rapuhnya kekuatan internal umat Islam, maka rezim militer sekuler kembali dengan kudeta militernya merampas kekuasaan dari tangan kelompok Islam. Makin tragis, saat ini di Mesir, para pemimpin pergerakan Islam, para ulama, para ilmuan dan siapa saja yang pro terhadap kekuasaan Islam, terus dikejar, ditangkap oleh pihak militer dan sebagian dibunuh. Tidak peduli, militer sekuler Mesir menemukan para pejuang Islam tersebut, walaupun sedang beribadah di masjid, akan tetap dibantai.Politik memang sadis dan mengerikan.
Terhadap tragedi Mesir ini, tidak ada pembelaan badan internasional PBB atau dari negara-negara Eropa dan negara Barat lainnya.Mereka seakan merestui kudeta yang tidak konstitusional tersebut.Kudeta yang melawan HAM dan nilai-nilai demokrasi yang dijunjung tinggi negara Barat tersebut.Walau cara-cara kekerasan militer dan praktek inkonstitusional bertentangan dengan demokrasi dan HAM, namun pihak internasional tidak suka akan munculnya kekuasaan Islam.Mereka kembali menutup mata dan membiarkan kejahatan terstruktur tersebut, dengan dalih, hal itu urusan internal Mesir.Bahkan sebagian orang bodoh yang sekuler berpendapat bahwa tindakan refresif militer Mesir ini sebagai tindakan inkontitusional kemauan rakyat.Rakyat yang mana?
Sementara itu, perubahan suhu politik di negara-negara Islam lainnya, seperti Libya dan Tunisia masih dalam kekacauan dan belum memperlihatkan bentuknya. Apalagi Umat Islam di Suriah, Irak, dan Afganistan diadu domba, perang saudara, perang antar kelompok Sunni – Syiah, perang umat Islam melawan pemerintahan boneka bikinan pihak Barat.
Akibat dari semua ini, energi umat dan pergerakan Islam terkuras melawan bangsa asing dan kalangan sendiri.Sementara kekayaan alam sudah dirampas dan terus diekploitasi oleh Barat dan kaum agresor.Entah kapan umat Islam di daerah konflik tersebut bias memikirkan potensi ekonomi dan pendidikan kaumnya? Terasa perjalanan mereka masih panjang.Mungkin suatu saat, ketika mereka tersadar dan kuat kembali, kekayaan alamnya sudah terkuras habis, kosong akibat dijarah oleh para agresor internasional tersebut.
Lebih memilukan lagi adalah aksi pembunuhan massal (genosida) yang dilakukan oleh mayoritas non Muslim yang berkuasa terhadap minoritas Muslim yang lemah.Sebut saja perlakuan pembantaian umat Islam oleh kalangan Budhis di Rohingya – Myanmar.Kalangan mayoritas Budhis yang dibiarkan oleh pemerintahan Myanmar dengan leluasa terus mengejar dan membantai pemeluk Islam Rohingya.
Begitu juga derita umat Islam di Uighur Provinsi Xinjiang - China.Suku Uighur yang Muslim ini tidak diperkenankan oleh Pemerintahan China untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai budaya yang bersumber pada ajaran Islam.Karena mayoritas suku Uighur ini berasal dari ras-ras Turki yang beragama Islam. Tuduhan terhadap penduduk Muslim Uighur yang terlibat dengan pergerakan kalangan Muslim militan Asia Tengah, dijadikan alasan bagi Pemerintahan Beijing untuk menindas Muslim Uighur Xinjiang.
Belum selesai persoalan, umat Islam di Fattani - Thailand Selatan, Umat Islam Moro - Filiphina, dan bangsa Palestina atas jajahan Israel, kini Umat Islam terancam di Afrika Tengah.Belakangan ini telah terjadi Muslim Cleansing (pembersihan agama) di Afrika Tengah, dimana Umat Islam dibantai secara massal dan dibawah restu pemerintahannya yang dimotori oleh milisi Krinten.
Dalam sebuah laporan Amnesty Internasional menyatakan telah mendokumentasikan ada lebih dari 200 kasus pembunuhan terhadap umat Islam yang dilakukan oleh milisi Kristen. Dalam rentang empat bulan ini, sudah ribuan umat Islam dibantai dan lebih 2,5 juta terlantar di pengungsian. Milisi Kristen tersebut dengan bangga menyatakan telah menusuk umat Islam di kepala, lalu mereka memotongnya.Para wanita Islam mereka perkosa, rumah-rumah mereka bakar dan masjid-masjid mereka robohkan dan dibakar. Islam mereka larang di sana. Dimana ‘polisi dunia’?Di mana demokrasi, ketika seseorang tidak boleh beragama?
Realitas Umat Islam Indonesia
Kembali ke Indonesia, Umat Islam selalu dalam posisi dikalahkan.Walaupun mayoritas, namun setiap pemilu digelar, partai Islam dan Umat Islam selalu dikalahkan oleh partai nasioalis sekuler.Sehingga pihak Islam tidak dapat dengan baik menerapkan nilai-nilai Islam dan konsep syariat Islam.Bahkan baelakangan ini ada kecenderungan minoritas, setelah memonopli ekonomi, sekarang merangsek ingin menguasai politik dan kekuasaan.Mereka masuk melalui partai-partai berbasis nasionalis sekuler, yang selama ini mereka tiarap walau segelintir yang berani membuat partai berbasis agama mereka. Apakah situasi ini akan terus berjalan dan dibiarkan? Apakah umat Islam belum juga sadar akan kebiadaban umat lain, seperti nasib umat Islam di Rohingya dan di Afrika Tengah tersebut?
Sudah banyak analisa yang mencoba mengevalusi kenapa umat Islam di Indonesia selalu kalah dalam pemilu dan terpinggirkan dalam kekuasaan.Sebut saja, umat Islam bermasalah dengan kurangnya ukhuwah atau persatuan.Umat Islam terpecah belah dalam beragam mazhab, golongan, aliran dan jenis-jenis gerakan dan dakwah.Umat Islam Islam juga jauh dari penguasaan ekonomi.Hampir 80 persen ekonomi negara ini dikuasai oleh pihak asing, 15 persenmya lagi oleh pengusaha non pribumi.Sementara segelintir pengusaha pribumi tersebut juga kurang memiliki militansinya dan perhatiannya terhadap Islam.
Semua ini berakibat akan semakin lemahnya daya saing umat Islam. Islam dikalahkan dalam berbagai sektor.Pihak non Islam dengan menguasai media misalnya, bisa berbuat seenaknya terhadap pembusukan citra Islam dan para tokoh-tokoh Islam.Sementara itu, kita masih dihadapkan pada realitas rakyat yang masih berpendidikan rendah. Kondisi ini sangat rentan akan hasutan, tipuan dan propaganda media dan pencitraan.
Menapaki Kebangkitan
Kebangkitan umat Islam haruslah dengan sebuah pergerakan. Rencana yang terstruktur harus mencakup semua lini kehidupan. Harus ada pergerakan dalam dunia pendidikan.Harus tetap ada yang konsistem dalam dunia dakwah dan hisbah.Harus selalu ada yang konsisten dalam sektor pemberdayaan ekonomi rakyat. Tetap harus ada yang terus menggeluti dunia politik dan hukum. Jangan menyerah yang terus berjuang di media massa dan berbagai media sosial lainnya. Pada akhirnya, semua menyatu dalam satu muara kemenangan dan penerapan hukum-hukum Allah Swt di bumi nusantara ini.Insya Allah!
Menurut Musthafa Muhammad Ath-Thahan dalam Tahadiyyat Siyasah Tuwajih Al-Harakah al-Islamiyah menyatakan bahwa kebangkitan Islam adalah dakwah Islam seluruhnya, menuju totalitas kehidupan. Dengan itu manusia tidak tenggelam dalam kegaiban dan melupakan dunia kasat mata, tidak membatasi diri dalam ibadah dengan mengabaikan muamalah, tidak asik dalam dunia spiritual dengan menjauhi dunia materi, menekuni ahlak dengan menjauh dari sisi kehidupan lain dalam bidang ekonomi, keamanan, dan sosial politik. Totalitas seorang muslim terhadap Islam adalah tututan dari Allah Swt, dan konsekwensi logis dari hal ini adalah meraih kemenangan.
Allah Swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu.”(QS. Al-Baqarah: 208)
Kita harus bersatu dalam amal.Kita harus saling percaya terhadap sesama Muslim.Kita harus menghindari perbedaan dan permusuhan. Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan oleh kelompok dan pihak lain haruslah sama-sama kita apresiasi, kita hargai. Jika mereka salah atau berbeda pandangan dengan jalan yang kita tempuh, maka kita harus ajak berdialog dan bermusyawarah.Kita perkuat rasa khuznuzon(berbaik sangka) dan kita jauhi rasa su’uzon (berburuk sangka), asalkan mereka masih tetap sama-sama dalam garis dan dasar Islam yang benar yakni Alquran dan Sunnah.
Allah berfirman: "Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, memuji (Allah), yang melawat, yang ruku, yang sujud, yang menyuruh berbuat maruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu". (QS.At-Taubah:112)
Kemudian, kebangkitan Islam harus dengan mengutamakan sektor ilmu dan pendidikan. Umat Islam tidak akan jaya dan tidak akan bangkit jika penguasaan ilmu ditinggalkan. Pribadi-pribadi umat Islam haruslah unggul agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka yang berilmu dan beramal shalehlah yang akan mewarisi alam ini.
Allah berfirman: “sesungguhnya para ulama adalah para pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan mereka sepeser dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah warisan itu (ilmu), niscaya dia telah mengambil bagian yang cukup”. (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At Tirmidzi ).
Terakhir, setelah menguasai ilmu, ekonomi, dan ukhuwah, maka dakwah, amar makruf nahi munkar, harus diikuti dengan jihad.Jihad selama ini selalu dikebiri dan diplesetkan dengan aksi terror.Seakan jihad disamakan dengan terror, dan terror adalah jihad.Namun, jihad adalah amal yang sangat tinggi dan mulia.Setiap langkah dan upaya kita untuk fisabilillah adalah jihad. Dan Jihad tertinggi itu adalah membela agama Allah di medan perang.
Semoga jalan yang panjang dan segudang persoalan umat ini tetap menjadi ‘bahan bakar’ untuk menghidupkan ‘api Islam’.Kita hanya diperintahkan untuk terus beramal dan berjuang, walau sekecil biji zarrah dan berdakwah walau satu ayat.Semua itu harus kita lakukan.Soal hasil dan kemenangan sudah menjadi rahasia Allah Swt.
Firman Allah Swt: "Katakanlah, 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki, Di tangan Engkaulah segala kebajikan.Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.Engkau masukkan malam ke dalam siang, dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (QS. Ali Imran: 26-27). Wallahu’alam bishawab.
[Rahimi Sabirin]
0 komentar:
Posting Komentar