TEL AVIV (voa-islam.com) -
Pemakaman mantan Perdana Menteri Ariel Sharon pada hari Senin
(13/1/2014) diladangnya di Israel Selatan diiringi gempa bumi wilayah
utara negara pada saat para pejabat dari
seluruh dunia memberikan penghormatan terakhir kepada salah satu
pemimpin dan pendiri penjajah Israel tersebut.
Seperti
diberitakan sebelumnya, Ariel Sharon kualat dengan mengalami koma selama
8 tahun terakhir akibat menderita komplikasi penyakit secara
berkepanjangan. Ia didera hukuman badan dengan penyakit serangan jantung
atau stroke, paru-paru, penyakit gagal ginjal hingga pendarahan otak
dan tak berfungsinya beragam organ dalam tubuh tokoh zionis ini.
Ia yang
didera penyakit akut ini, semasa hidupnya sangat sadis dalam membantai
rakyat Palestina pada tahun 2000, ia dikenal sebagai dalang pembersihan
etnis Shabra dan Shatila. Lalu pada 2002 ia menambah daftar kejahatannya
dengan pembantaian Jenin.
Gempa Lokal, Terjadi Hanya di Lokasi Pekamanan Ariel Sharon saja!
Penduduk
Galilea utara melaporkan di situs Ynetnews.com bahwa mereka merasakan
gempa sekitar tengah hari. Mengkonfirmasi pengakuan tersebut, Institut
Geofisika Israel melaporkan bahwa gempa tersebut berkekuatan 3,5 pada
skala richter (SR).
Ahli geologi mengatakan mereka mencari pola dan tanda-tanda untuk menentukan apakah gempa lebih besar akan segera menyusul.
Amotz Agnon, profesor geologi di Universitas Ibrani di Yerusalem,
mengatakan gempa besar dalam waktu dekat dapat menyebabkan ribuan
kematian .
“Dari pengalaman, kita tahu bahwa semuanya tergantung pada waktu ketika gempa terjadi,”. lanjut Agnon.
Sharon meninggal pada usia 85 pada Sabtu (11/1) lalu, setelah
menghabiskan delapan tahun terakhir sisa hidupnya dalam kondisi koma
akibat stroke yang dideritanya. Bagi ratusan jutaan penduduk di dunia,
terutama di Arab, Sharon adalah seorang ‘pembunuh massal’.
Ia
juga menjadi penyebab meletusnya perlawanan rakyat Palestina yang
dikenal dengan Intifada II pada 2000, setelah kunjungannya yang
provokatif ke Masjid Al Aqsa , tempat paling suci ketiga dalam Islam.
Berbeda
dengan pemakaman Sharon yang sepi pelayat, pada pemakaman Nelson
Mandela di Johannesburg lebih dari 70 pemimpin dunia terbang ke Afrika
Selatan untuk menghadiri pemakamannya, beberapa waktu lalu.
Rabu, 16 April 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar