Breaking News
Loading...
Jumat, 18 April 2014

Naudzubillah, Akibat Hubungan Seks Sesama Lelaki Kasus Sipilis di Jepang Meningkat

20.37
Tokyo (SI Online) - Kasus hubungan seks dengan dampak penyakit sipilis di Jepang pada 2013 ternyata melebihi angka 1.000 orang, pertama kali sejak penelitian dan hasil statistik bidang ini dilakukan beberapa tahun lalu.

Menurut data dari kantor Tokyo dari lembaga penyakit menular (National Institute of Infectious Diseases) Jumat (11/4/2014), data kasus sipilis pada 2013 ternyata meningkat 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2010 jumlahnya baru tercatat 621 orang. Jumlah ini pun terus meningkat dari tiga tahun sebelumnya. Dari yang terkena sipilis tahun lalu, 989 orang adalah lelaki dengan umumnya berusia antara 25 hingga 39 tahun.

Lembaga ini mengumpulkan data penyakit menular sipilis sejak 2000. Jumlah tersebut ternyata terus meningkat tak pernah menurun dan menurut data lembaga tersebut, sebagai hasil kontak hubungan seks justru antara lelaki. Bukan antara wanita dan lelaki.

"Banyak pasien melakukan kontak seks dan itu justru antara sesama selaki," papar Makoto Onishi, Kepala Bagian Pertama Divisi Penelitian lembaga tersebut.

Dengan demikian kemungkinan besar justru penyakit sipilis banyak masuk di komunitas antar seks lelaki. Onishi mengatakan ketidaknormalan pada warna kulit dan komposisinya jangan pernah diabaikan.

"Untuk prevensi sebaiknya secara dini periksakan ke dokter dan melakukan test di rumah sakit segera tanpa malu-malu," tambahnya.

Sipilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya melalui kontak seksual. Infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital. Penyakit lain yang diderita manusia yang disebabkan oleh Treponema pallidum termasuk yaws (subspesies pertenue), pinta (sub-spesies carateum), dan bejel (sub-spesies endemicum).

Sipilis diyakini telah menginfeksi 12 juta orang di seluruh dunia pada 1999, dengan lebih dari 90 persen kasus terjadi di negara berkembang.

red: abu faza
sumber: tribunnews.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer